Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih itu tahan menanggung segala sesuatu, mempercayai segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu127[/kitab]; [kitab]yohan4[/kitab]; [kitab]yerem30-31[/kitab]
Baru-baru ini, Laura, seorang teman berusia 13 tahun, menangis saat ia meminta nasihat kepada saya tentang cara bergaul dengan ayahnya. "Dia sering kali membentak saya," ujarnya, "Saya bahkan tidak mendengarkan. Biasanya saya tidak suka dengan orang yang memarahi saya, tapi dia tidak mengganggu saya lagi. Saya hanya cukup mengabaikannya saja. "
Dia mencoba untuk menyikat kemarahan ayahnya, tetapi Laura menangis. Dia terluka karena hal-hal yang telah dikatakan, dan sakit karena dia tidak punya harapan untuk terjadinya perdamaian. Dalam pertemuan terbaru dengan sang ayah, ia mencoba untuk menghormati, menerima tanggung jawab, dan tetap tenang, namun tampaknya usahanya sia-sia.
Orang tua seringkali frustrasi karena anak-anak mereka tidak mengikuti arahan. Kemarahan tumbuh dari frustrasi dan usaha untuk memaksa ketaatan. Namun, Laura menunjukkan respon dengan cara tidak memberikan perhatian lebih kepada ayahnya. Sikapnya tersebut didasari karena kemarahannya. Alih-alih membantu, justru kemarahan itu menghalangi usaha yang sedang dibangunnya.
“sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” (Yakobus 1:20)
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi kemarahan? Satu hal yang saya nilai berhasil melakukannya adalah dengan cinta, kasih Allah. Suami saya, Robert, menaklukkan amarah yang bergejolak dengan kasih. Bagi saya, selama hampir satu tahun, Allah menggunakan Kristik berbingkai yang adad di dinding kamar untuk menghadapi saya. Ketika saya marah, Tuhan menarik perhatian saya dengan kata-kata yang terdapat di sana,
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih itu tahan menanggung segala sesuatu, mempercayai segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak pernah berkesudahan (I Korintus 13:7-8a)
Saya dihadapkan dengan hal tersebut setiap kali saya gagal mencintai. Ketika ketegangan berkembang di antara Robert dan saya, kata-kata itu biasanya cukup untuk mengingatkan saya akan kelemahan saya sendiri - terutama frasa "menutupi segala sesuatu" dan "sabar menanggung segala sesuatu." Setelah itu, saya teringat kualitas lain yang terdapat pada 1 Korintus 13: 4- 5, seperti,
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ….. tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.”
Ketika membaca ayat-ayat ini, saya merasaka bahwa saya adalah gong yang bising.
Berkaca kepada diri, apa yang saya lakukan selama ini belumlah cukup. Saya menemukan bahwa usaha saya untuk tetap sabar dan baik, tidak memperhitungkan menyimpan kesalahan orang belumlah memadai. Mementingkan diri sendiri begitu merongrong saya. Ketika saya mencoba dengan kekuatan sendiri, saya gagal. Namun, saya terus merenungkan makna kasih Allah, mencari pengampunan-Nya, dan meminta-Nya untuk membangun kualitas-kualitas dalam diri saya.
Sejak itu, saya menemukan harapan. Kasih Tuhan tidak pernah gagal, dan itu mengalir di dalam diri saya! Ketika saya lemah, Tuhan menunjukkan kekuatan-Nya. Hal yang harus saya lakukan adalah berserah dan membiarkan Dia mengubah hati saya. Ketika saya kembali kepada Alkitab, bertobat untuk setiap dosa saya, dan meminta Tuhan untuk membuat saya sabar, baik, dan semua yang terdapat di dalam buah roh-Nya, Dia mengubah saya. Kemarahan saya semakin berkurang, dan kualitas-kualitas lainnya terbangun secara alami. Saya tidak perlu bekerja begitu keras untuk hal itu.
1 Korintus 13 berakhir dengan,
“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.”
Iman Laura terguncang dan harapannya hancur. Begitu pun juga dengan ayahnya.
Namun, kasih – kasih yang mengorbankan diri yang seperti terdapat pada 1 Korintus 13 - bisa menaklukkan kemarahan, memulihkan iman dan pengharapan, serta menyembuhkan hubungan mereka. Saya tahu karena ini terjadi di dalam hidup saya. Kay Camenisch / www1.cbn.com
Terimalah Kasih Tuhan Maka Anda akan Melihat Bagaimana Dia Mengubah Hidup Anda Menjadi Seperti-Nya.